Rabu, 29 Oktober 2008

Menyikapi Keadaan

MAZMUR 23 Dalam Mazmur 23 kita dapat melihat bahwa kehidupan ini tidak melulu hanya senang, tapi ada lembah yang juga harus kita lalui.
Ada sebuah sms yang cukup sering dikirim berbunyi: “Hidup ini seperti piano, tidak semua tuts berwarna putih, tapi ada tuts yang berwarna hitam. Putih nada mayor dan hitam nada minor. Jika tuts putih dan hitam digabung dan dimainkan oleh seorang yang terampil maka akan menghasilkan sebuah musik yang indah."


Seperti itulah hidup, adakalanya putih terang, bersih, menyenangkan; tapi adakalanya hitam kelam, kelabu.Kita tidak selalu harus menghindari yang hitam dan hanya menyerbu yang putih.Kita harus belajar memainkannya agar menjadi musik yang indah. 


Ada sebuah pradigma yang salah didasari oleh Keluaran 14:14 " TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." Ada yang berpikir diam disini berarti sama sekali tidak melakukan apa-apa, pasif. Padahal dalam ayat seterusnya Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk bergerak maju. Alkitab sendiri mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Diam disini bukan berati pasif. Berserah bukan berarti menyerah. 


Tugas kita adalah melakukan apa yang kita bisa secara maximal, sedangkan yang mustahil, yang tidak bisa kita lakukan itu adalah bagiannya Tuhan. Banyak orang tidak maximal dalam hidupnya karena terfokus dan memusingkan diri dengan hal-hal yang tidak bisa ia lakukan. Tuhan ingin kita mengerjakan apa yang bisa kita lakukan dengan apa yang ada pada kita. 


Dalam Perumpamaan talenta, Yesus tidak menuntut melebihi talenta kita. Dalam peristiwa 5 roti dan 2 ikan, ketika anak kecil melakukan yang maximal, sekalipun sangat kecil, Yesus sanggup melakukan mujizat dari yang dianggap kecil. 


Apa yang Anda miliki? Apa yang Anda bisa lakukan? Kerjakanlah dengan maximal dan bekerjasamalah dengan Yesus, karena Dia spesialisasinya mujizat, Dia ahli mengerjakan hal-hal yang mustahil, yang tidak mampu kita kerjakan. Jbu

1 komentar:

~Srex~ mengatakan...

Salam kenal mbak Linda....
Kalo kita kaitkan antara ayat2 yg tertulis di injil dg kondisi kemasyarakatan masa kini sebenarnya tetap relevan, apapun ujaran atau kiasan2 yg dibuat, sebenarnya berprinsip pada "harmoni"sasi kehidupan baik vertikal maupun horisontal. Kita sebagai umat beragama memang harus berpikiran terbuka, rasional dan kritis...segala sesuatu yg menyangkut segi2 kebaikan-keburukan, kejujuran-kemunafikan, kemakmuran-kemiskinan, kebahagiaan-penderitaan, semuanya merupakan sesuatu yg selalu hadir dikehidupan kita sehari-hari, dan semuanya memberikan warna yg bermacam-macam, justru itu yg membuat hidup kita menjadi indah, tidak monoton, membosankan....saya setuju dg tulisan mu, cukup simple dan mudah dimengerti. Sekarang tinggal bagaimana aplikasi dari komitmen kita untuk bersama-sama maupun sendiri2 mengolah berbagai macam perbedaan yg ada menjadi sesuatu yg indah, sesuatu yang menimbulkan kesejukan dihati,tidak hanya sekedar manis dilidah saja, karena seperti yg linda tulis; iman tanpa perbuatan adalah mati. sedangkan kita ingin selalu "hidup", sehingga tidak sia-sia lah kita menjadi manusia seperti citraNya.